S2 Tapi Kok Menganggur
Pendidikan merupakan sesuatu yang harus ditempuh bagi orang yang mampu. Hal ini dikarenakan untuk menempuh pendidikan diperlukan biaya yang tidak sedikit. Di Indonesia idealnya pendidikan ditempuh sampai Sekolah Menengah Atas. Jika punya dana lebih, maka kalian bisa menempuh jenjang pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
Saya ingin bercerita ketika menempuh pendidikan S2 di salah satu kampus swasta yang ada di Surabaya, betapa terkejutnya saya. Hal ini dikarenakan teman-teman kuliah saya di S2 justru usianya jauh di bawah saya. Bahkan ada mahasiswa S1 yang baru saja lulus kuliah dan sedang menunggu ijazahnya keluar, sehingga dia kuliah S2 masih bermodalkan Surat Keterangan Lulus S1.
Artinya semakin jelas pergeseran mindset di masyarakat, karena bahwa pendidikan saat ini seolah menjadi prioritas sebagian kalangan. Hal ini bisa dilihat dari semakin belia usia seseorang menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi. Banyak saya baca berita seorang bisa meraih gelar Profesor dalam usia yang muda belia.
Salah satu contoh adalah Agung Pulung Sasmito yang telah meraih gelar profesor di usia 32 tahun. Bahkan nama Agung Pulung Sasmito menjadi satu diantara daftar profesor termuda di dunia. Salut!
Bahkan sekarang pun perempuan yang full menjalankan profesi ibu rumah tangga juga banyak yang menamatkan pendidikan Magisternya. Saya kagum dengan kegigihan para ibu rumah tangga yang berhasil meraih gelar S2 mereka di samping kesibukan mereka merawat dan mengasuh anak. Tentunya dengan support sistem suami maka seorang ibu akan mampu meraih pendidikan mereka.
Sejatinya pendidikan bisa ditempuh tanpa mengenal usia. Mau tua, mau muda apabila punya semangat membara, maka buatkan tekad untuk meraihnya. Saya pun kuliah S2 ketika usia 35 tahun, sungguh usia yang tidak muda lagi. Apalagi di saat kuliah, saya juga masih harus bekerja sebagai karyawan kantoran. Otomatis perhatian dan konsentrasi terpecah. Bersyukur akhirnya saya bisa lulus S2.
Namanya kita hidup bermasyarakat, terkadang ada omongan nyinyir donk dari tetangga atau keluarga. Saya pernah mendapat curhat dari teman, dimana dia adalah ibu rumah tangga murni dan kebetulan lulusan S2 juga. Beberapa teman orang tuanya menyayangkan karena teman saya ini tidak bekerja padahal lulusan S2. Duh... Duh... Jadi orang kok julid banget ya.
Tapi adakah yang salah ketika lulusan S2 menganggur? Saya bertanya pada ibu saya sendiri, dan ternyata beliau juga tidak setuju kalau lulusan S2 itu menganggur. Wah, semoga Ibu saya bukan golongan orang julid ya, hehehe.
Alasan kenapa S2 sebaiknya tidak boleh menganggur, karena:
- Disayangkan karena ilmu yang didapat tidak diaplikasikan
- Menyayangkan karena biaya besar sudah dikeluarkan untuk kuliah S2 sementara "cuma" selamat jadi ibu rumah tangga. Padahal Ibu rumah tangga itu tanggung jawabnya besar lho.
- Mubazir karena ilmu yang didapat tidak diaplikasikan ke dalam pekerjaan. Padahal tidak semua ilmu perkuliahan bisa diaplikasikan ke dalam pekerjaan.
S2 Menganggur: Bagaimana Menyikapinya
Menjadi ibu rumah tangga dengan gelar S2 sambil menganggur adalah pilihan yang sangat pribadi dan kompleks. Pada akhirnya, apakah itu masalah atau tidak tergantung pada nilai-nilai, tujuan, dan situasi individu. Di bawah ini adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu Anda merenungkan keputusan ini:
Nilai Pribadi: Penting untuk memahami nilai-nilai pribadi Anda. Apakah Anda merasa terpenuhi dan bahagia dengan peran sebagai ibu rumah tangga, atau apakah Anda merasa perlu untuk mencapai prestasi karier? Tidak ada jawaban yang benar atau salah, karena ini sangat subjektif dan tergantung pada ambisi dan aspirasi Anda.
Kontribusi Keluarga: Peran sebagai ibu rumah tangga memiliki dampak yang besar pada keluarga. Anda mungkin memiliki kesempatan untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak, mengurus rumah tangga, dan mendukung pasangan Anda dalam karier atau aktivitas mereka.
Keuangan: Keputusan ini juga akan dipengaruhi oleh situasi keuangan. Jika keuangan keluarga memungkinkan, Anda mungkin memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menjadi ibu rumah tangga. Namun, perlu diingat bahwa faktor keuangan mungkin berubah seiring waktu.
Pembelajaran dan Pengembangan Pribadi: Gelar S2 adalah prestasi pendidikan yang berharga. Menganggur tidak selalu berarti Anda tidak bisa menggunakan pengetahuan dan keterampilan Anda. Anda dapat memilih untuk terlibat dalam proyek-proyek pribadi, kegiatan sukarela, atau bahkan pendidikan non-formal untuk tetap mengembangkan diri.
Keseimbangan Kehidupan: Pilihan antara karier dan keluarga seringkali melibatkan keseimbangan. Anda dapat merenungkan tentang cara mencapai keseimbangan yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan keluarga Anda.
Masa Depan: Meskipun saat ini Anda menganggur, keadaan bisa berubah. Anak-anak mungkin tumbuh lebih besar dan memiliki lebih banyak kemandirian, memberi Anda lebih banyak waktu dan fleksibilitas untuk mengejar karier di kemudian hari jika Anda memilih.
Mendukung Keputusan: Penting untuk mendapatkan dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman-teman dalam keputusan Anda. Membicarakannya dengan mereka dapat membantu mendapatkan pandangan yang beragam dan perspektif yang berharga.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada pilihan yang benar atau salah dalam hal ini. Yang terpenting adalah memahami tujuan, nilai-nilai, dan aspirasi pribadi Anda serta membuat keputusan yang sesuai dengan keadaan Anda. Jika Anda merasa sulit untuk membuat keputusan, pertimbangkan berbicara dengan seorang konselor atau profesional yang dapat membantu Anda menjelajahi pilihan Anda dengan lebih mendalam.
Referensi:
https://www.duniadosen.com/profesor-termuda-di-dunia/
Posting Komentar untuk "S2 Tapi Kok Menganggur"